ukhti, tahu kah kamu, aku menemukanmu seperti aku menemukan air ditengah padang pasir?
aku seperti pengembara yang sedang kehausan akan penguatan rohani dan kau datang untuk melepas dahaga
ukhti, tahu kah kamu, aku menemukanmu disaat aku harus berpisah dengan orang-orang yang aku sayang namun aku mengikhlaskannya karena aku yakin kamu akan menjagaku
ukhti, tahu kah kamu, bahwa aku begitu kagum ketika kau sediakan pundakmu untuk menopangku dan menjadi orang pertama yang menguatkanku dengan iman dan ketaqwaan kepadaNya disaat kita sama sama rapuh
ukhti, tahu kah kamu, bahwa kau jadi model dalam keseharianmu, kau sebagai kakakku, ibuku, sahabatku, bahkan adikku yang menemani dan mengayomi diriku, serta mengingatkanku ketika aku khilaf
ukhti, tahu kah kamu, bahwa aku selalu membanggakanmu kepada semua orang tentang dirimu, tentang kamu yang tangguh, tentang kamu yang apa adanya
ukhti, tahu kah kamu, bahwa aku tak kuat harus menahan air mata ini ketika aku mendengar bahwa kamu harus jadi pemimpin kita, kamu jadi seorang ibu kita, aku begitu bahagia telah menjadi orang terdekatmu, dan aku yakin kamu bisa menebar banyak kebermanfaatan untuk islam, namun aku takut kehilangan sosokmu yang dahulu, ukhti..
entah terlalu melankolis,
ketahuilah ukhti, aku merindukan kamu yang dulu,
betapa sedihnya aku ketika harus cemburu dengan sahabatku, yaaa, terlihat konyol ketika biasanya seumuran kita banyak wanita yang harus cemburu dengan laki-laki yang ia suka dekat dengan wanita lainnya , namun disini aku cemburu ketika kamu harus aku bagi-bagi dengn akhwat lainnya..
aku rela kok berbagi kebahagiaan bahwa betapa beruntungnya aku mempunyai saudara sepertimu kepada saudara yang lain, tapi aku cuma tak ingin sikapmu berubah dari sebelumnya
ukhti, aku sangat rela dengan tujuan yang kamu bawa sejauh ini untuk berdakwah
namun ukhti, apakah ilmu agamaku tidak setinggi ilmu yang kau dan saudara lainnya miliki sehingga kamu lebih nyaman bersama dengan saudara lainnya??
ukhti, apakah aku tidak terstruktur dan saat berdiskusi pendapatku tidak menyelesaikan problem yang ada , tidak seperti saudara yang lain yang ketika kau bercerita mereka meberikan solusi-solusi cemerlang sehingga kamu lebih memilih bediskusi dengan saudara yang lain daripada denganku??
ukhti, apakah ketika kamu menjadi seorang pemimpin dan kamu hanya boleh mengeluh kepada orang-orang terdekat saja , aku bukan masuk dalam orang-orang terdekatmu sehingga kau tak lagi pernah bercerita tentang apa yang kamu rasakan kepadaku??
ukhti, apakah agenda dan kegiatanmu diluar begitu padat, atau bahkan banyak saudara-saudara lainnya yang harus kamu urusi sehingga kau tak sempat sedikit saja bercerita santai dengan ku??
ukhti, apakah kehadiranku kini tidak terlalu memberikan efect yang lebih sehingga adan ataupun tidaknya aku disampingmu, kau tak lagi perlu untuk menghubungiku dan menanyakan kabar aku??
atau mungkin, karena bedanya pilihan jurusan kita, atau mungkin aku tak secerdas saudara-saudara yang lain sehingga kamu butuh ilmu yang jauh lebih baik dan itu tidak bisa kau dapatkan dariku??
ukhti, i need to talk.., jangan biarkan perasaan-perasaan serta prasangka buruk ini bersemayam dipikiran dan hatiku :(((