Dengan maha pengasih lagi maha penyanyang sang pemilik hati
Kurang lebih ini ramadhan ke 21 tahun yang aku temui selama hidupku.
selalu ada yang dinanti.
Nikmat bangun sahur yang menjadikan rutinitas bangun lebih pagi,
menikmati masakan mamah dipagi sepertiga malam, menikmati rutinitas ayah menyalakan radio atau televisi di jam 3 pagi, menikmati masjid-masjid disekeliling rumah yang saling bersahutan.
tidak hanya itu selalu ada kebiasaan kejar-kejaran berlomba-lomba menyelesaikan berapa banyak lembar, berapa banyak surat dan juz yang yang telah dibaca setiap tahunnya. Masih dengan suasana ramadhan, menjadikan kebiasaan menengok dapur setiap jarum jam yang pendek sudah melewati angka 4, menebak-nebak masak apa mamah hari ini. Dan suasana malam yang memberikan bonus efek jamaah tarawih di masjid sehingga bisa melihat tetangga dari depan belakang kiri kanan rumah yang sehari-harinya jarang ditemui.
tapi tahukah?
21 ramadhan berlalu,
bukan hanya suasana itu,
ada bumbu yang dirasa berbeda disetiap tahunnya
kamu mau tau ?
ah bumbu itu terasa manis atau malah membuat nangis?
ketika aku baru belajar berpuasa, senang berlari dari rumah ke masjid setelah adzan ashar berkumandang dan baru pulang ketika akan adzan magrib. Bermain di pelataran masjid dan bersorak sorak ketika membaca surat-surat pendek pada juz amma'
Dulu waktu kecil aku suka duduk berlama-lama setelah solat tarawih bersama beberapa teman hanya untuk melihat bintang-bintang.
jaman tingkat 3 smp aku pernah jatuh cinta dengan bodoh karena pesona laki-laki yang rajin ke mushola, tapi terlalu kecilnya aku, jadi aku dibodoh-bodohi olehnya, hahaha senyum-senyum malu jika ingat itu.
jaman sma kelas 1 aku pernah patah hati di pertengahan ramadhan, haha, malu. bahkan tukang nasi goreng dan mie tek-tek langganan bisa menebak "mba lagi patah hati yaa, mata bengkak tapi makannya banyak".
jaman setelah itu, aku selalu berlomba-lomba dengan sahabatku tentang targetan ibadah di bulan ramadhan. dan kini aku rindu.
ramadhan pertamaku keluar dari rumah, mulai mandiri dengan menumpang tinggal dirumah paman. tujuannya cuma satu, biar ongkos menuju kampus lebih murah daripada berangkat dari rumah dan jadwal ospek yang tidak bisa ditoleran demi kompak dengan angkatan.
setahun setelah itu, ramadhan ku lalu jauh dari orang tua dan sanak keluarga. merasakan cari sahur dan bukaan bersama teman sekamar kostan. tak jarang aku dan dia merasakan tak bangun sahur padahal besok harus masuk kelas semester pendek aljabar linear dari jam 8 pagi hingga zuhur. dan setelah itu harus rodi kepanitian tingkat UI.
ramdhan kali itu, aku pernah melakukan hal bodoh, menangis sesuatu yang tidak pantas ditangisi. merasa kapok, dan kini menjadi titik balikku. melapas sesuatu yang sudah dijalani bertahun-tahun. tapi membuat aku makin cinta kepada sang pencipta. alhamdulillah.
ramdhan tahun lalu aku pernah merasakan menjadi wanita karir dibalik meja. Pergi pagi pulang malam. merasakan kerasnya jakarta. sekalinya bisa itikaf dimasjid esok sorenya harus mengalami kecelakaan tunggal efek kelelahan dan tidur saat mengendarai motor.
iyaaa aku rindu. tidak peduli dengan isak tangis syahdu ataupun manisnya masa lalu :)
terimakasih atas tema merindu yang berhasil membuat saya melepas rindu akan kebiasaan menulis dan membuat perasaan meletup-letup syahdu membuka kenangan masa lalu :)
Depok,
Rabu, 24 Juni 2015
penuh rasa rindu kepadaMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar